BeritaJakarta.com :: Harga Beras di Jaksel Alami Kenaikan.
Dalam dua pekan terakhir, harga beras di sejumlah pasar tradisional di Jakarta Selatan mengalami kenaikan harga sebesar Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu. Kondisi ini tentu saja dikeluhkan baik oleh para pedagang maupun konsumen. Sayangnya, para pedagang beras pun tidak mengetahui penyebab naiknya harga beras yang dipasok dari sejumlah kota di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Seperti di Pasar Kebayoranlama, beberapa pedagang mengungkapkan, kenaikan harga beras sudah terjadi sejak dua pekan lalu. Namun, para pedagang pun tidak mengetahui secara pasti penyebab kenaikan harga tersebut. “Seperti beras jenis SP ukuran 50 kilogram dari harga Rp 340 ribu kini naik menjadi Rp Rp 350 ribu. Lalu, beras merek kurma dari harga Rp 430 ribu naik menjadi Rp 445 ribu per karung,” ujar Rahmat, pedagang beras di Pasar Kebayoranlama, Kamis (9/2).
Selain itu, jenis beras lainnya yang mengalami kenaikan harga, diantaranya IR-43 dan IR-64 naik Rp 100-R0 200 per kilogram. Lalu beras muncul I yang pekan lalu dijual Rp 7.800 kini naik menjadi Rp 7.950 per kilogram. Sedangkan beras muncul II dari Rp 7.200 naik menjadi Rp 7.400.
Untuk jenis beras IR-64 kualitas bagus mengalami kenaikan dari Rp 7.600 menjadi Rp 7.700 per kilogram. Sedangkan untuk IR-64 kualitas sedang naik dari Rp 7.100 menjadi Rp 7.200 dan IR-64 kualitas rendah naik dari Rp 6.600 menjadi Rp 6.700. “Sedangkan untuk jenis beras IR-42 naik dari Rp 7.200 menjadi Rp 7.350. Beras-beras yang saya jual kebanyakan dipasok dari Jawa Tengah. Namun, saya tidak bisa memprediksi sampai kapan harga beras akan naik dan saya juga tidak tahu pasti penyebabnya, bisa jadi di daerah pemasok sedang mengalami masalah panen atau lainnya,” kata Rahmat.
Kondisi serupa juga terjadi di Pasar Minggu. Saat ini, harga beras di pasar itu bervariatif sesuai dengan jenisnya. Untuk beras jenis IR I yang tadinya seharga Rp 7.500 kini dijual seharga Rp 7.700 per kilogram. Lalu, beras saigon biasa yang tadinya Rp 7.900 saat ini dijual menjadi Rp 8.000 per kilogram.
Selanjutnya, beras muncul I naik menjadi Rp 7.800 dari sebelumnya Rp 7.700 per kilogram. Kenaikan paling tinggi dialami beras jenis pandan wangi super yang pekan lalu dijual Rp 9.700 kini dijual Rp 10 ribu per kilogram. “Memang tidak banyak kenaikkannya, hanya 1-3 persen. Tapi cukup mempengaruhi untuk pembeli beras kualitas tinggi, mereka akhirnya sedikit menurunkan kualitas konsumsinya,” kata Ira, salah satu penjual beras di Pasar Minggu.
Kenaikan harga beras yang sudah terjadi selama dua pekan terakhir ini tentu saja dikeluhkan para konsumen. “Memang kenaikkan per kilonya tidak banyak. Tapi tetap saja mengurangi pos kebutuhan yang lain,” kata Rumiati (49), warga Pasarminggu.
Dikatakan Rusmiyati, seharusnya pemerintah dapat menjaga stabilitas harga-harga kebutuhan pokok seperti beras bagi warganya. Karena dengan begitu, kebijakan tersebut dampaknya sangat terasa, khususnya bagi warga kurang mampu. “Harusnya pemerintah bisa menjaga harga-harga kebutuhan pokok agar tidak naik. Karena jika naik, dampaknya sangat dirasakan masyarakat, terutama dari kalangan kurang mampu,” tandasnya.
Reporter: rio | Editor: erik |