Sumber : isenk-isenk ngeblog: BERAS MERAH VS BERAS COKLAT.
Berawal dari ketertarikan saya untuk mengatur pola makan, saya pun mencoba untuk mempelajari tentang beras yang menjadi asupan keseharian saya.
Banyak yang mengatakan “jika ingin diet, sebaiknya makan beras merah!” lalu saya pun mencoba mencari beras ini. Kemudian masih dalam pencarian, saya ditawarkan jenis beras yang sebelumnya belum pernah saya dengar, beras coklat, atau yang lebih dikenal dengan organic brown rice.
Dari berbagai sumber saya dapatkan informasi yang berbeda-beda mengenai kedua jenis beras ini, ada yang mengatakan bahwa beras coklat lebih sedikit kalori daripada beras merah, jadi beras ini lebih baik untuk diet rendah kalori. Namun ada juga yang mengatakan beras merah itu adalah beras coklat. Bingung Nih..Oleh sebab itu saya mencari sumber yang benar-benar jelas tentang kedua jenis beras ini.
Beras Coklat
Beras coklat adalah beras yang hanya dihilangkan sekamnya, namun tidak dipoles menjadi beras putih. Beras coklat dan beras putih memiliki kandungan kalori, karbohidrat, protein dan lemak yang sama. Yang membedakan hanyalah dengan proses penggilingan beras dengan alat pemoles, lapisan aleuron beras akan hilang. Bersamaan dengan hilangnya lapisan terluar beras ini hilang pula beberapa vitamin B1, B3 dan zat besi. Dimana menurut Food and drug Administration USA, beras putih yang di jual di USA harus dilakukan fortifikasi unsur Magnesium. Karena 1 cangkir (195 g) beras coklat mengandung 84 mg Mg, sedang 1 cup beras putih hanya mengandung 18 mg Mg. Beras coklat juga mengandung asam-asam lemak dan serat pangan yang lebih tinggi dari beras putih. Beras coklat yang masih mengandung dedak, mengdung pula minyak dedak yang dilaporkan mungkin dapat menurunkan LDL Cholesterol.
Organic brown rice adalah beras coklat yang dalam pertumbuhannya dibebaskan dari pestisida yang mengandung Arsen, yang merupakan zat karsinogenik bila dikonsumsi dalam waktu yang lama. Lebih parah lagi paparannya dapat berpengaruh buruk pada berbagai organ tubuh termasuk kulit, sistem respirasi, kardiovaskular, sistem imun, sistem genitalia, sistem reproduksi, gastrointestinal, dan sistem syaraf.
Beras Merah
Beras merah adalah beras yang memang pada aleuronnya mengandung gen yang memproduksi antosianin yang merupakan sumber warna merah atau ungu. Beras merah telah dikenal sejak tahun 2800 SM. Oleh para tabib saat itu benda ini dipercaya memiliki nilai-nilai medis yang dapat memulihkan kembali rasa tenang dan damai. Banyak penulis di Asia Timur masa dahulu mengatakan bahwa beras merah merupakan jenis makanan yang dapat menyembuhkan penyakit lantaran keseimbangan alamiahnya. Pada masa kini, para ahli makrobiotik telah pula menyatakan persetujuannya.
Meski, dibandingkan dengan beras putih, kandungan karbohidrat beras merah lebih rendah (78,9 gr : 75,7 gr), tetapi hasil analisis Nio (1992) menunjukkan nilai energi yang dihasilkan beras merah justru di atas beras putih (349 kal : 353 kal).
Selain lebih kaya protein (6,8 gr : 8,2 gr), hal tersebut mungkin disebabkan kandungan kandungan tiaminnya yang lebih tinggi (0,12 mg : 0,31 mg). Tiamin (kecukupan yang dianjurkan untuk dewasa pria usia 20-59 tahun 1,2 mg per hari, sedangkan untuk wanita 1 mg per hari) berfungsi sebagai koenzim berbagai reaksi metabolisme energi, untuk dekarboksilasi oksidatif piruvat menjadi asetil KoA dan memungkinkan masuknya substrat yang dapat dioksidasi ke dalam siklus krebs guna pembentukan energi.
Unsur gizi lain yang diperkirakan juga berpengaruh pada pendongkrakan energi beras merah adalah fosfor (243 mg per 100 gr bahan). Kecukupan yang dianjurkan untuk pria usia 20-45 tahun adalah 500 mg per hari, sedangkan untuk wanita 450 mg per hari). Melalui proses fosforilasi, fosfor mengaktifkan berbagai enzim dan vitamin B dalam pengalihan energi pada metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak.
Jadi, beras merah tidaklah sama dengan beras coklat, mana yang lebih baik?? keduanya sama-sama lebih baik darpada beras putih. Saya pribadi lebih memilih beras merah untuk diet tinggi protein saya.
sumber :
http://www.whfoods.com/genpage.php?tname=foodspice&dbid=128
http://simonbwidjanarko.wordpress.com/2008/07/03/beras-coklat-menurunkan-ldl-cholesterol-benarkah/
http://id.wikipedia.org/wiki/Beras
http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0412/20/ilpeng/1445174.htm